PARADIGMA VS SUARA HATI SPIRITUAL
PARADIGMA VS SUARA HATI SPIRITUAL
Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Me ngetahui apa yang mereka kerjakan.
QS. Yunus (Nabi Yunus) [10]): 36
Suara hati fitrah manusia yang berisi spiritualitas bayangan sifat Ilahiah yang telah built-in dalam diri manusia, yang membentuk kesadaran dasar manusia, yang disebut proto kesadaran. Namun,
RAHASIA SUKSES MEMBANGUN ESQ
tentu derajat ketinggian Tuhan yang memiliki sifat Mahatinggi tidak dapat dibandingkan dengan manusia yang hanya taqarrub, yang hanya mengikuti sifat pencipta-Nya. Ini perlu saya tekankan, agar jangan salah persepsi dengan mengatakan, "Dalam diriku, ada Tuhan! (hudul) Ini adalah alur pemikiran yang salah. Oleh karena itu manusia hanya mengabdi, mengikuti, serta patuh kepada keinginan Tuhan. Dan ini bisa dirasakan melalui dorongan, motif atau suara hati yang bersifat mulia dan luhur, seperti ingin keadilan, kebenaran, kebijaksanaan, tanggung jawab, cinta sejati, dan kasih sayang.
Saya belum melihat dunia psikologi Barat sampai pada memilah, apalagi mendefinisikan jenis-jenis suara hati itu. Terkadang, ada campur aduk antara suara hati dan emosi. Sebagian mereka menganut teori Darwin yang mengatakan bahwa suara hati tercipta hanya oleh lingkungan (behaviorisme) Bagi saya, nilai atau value yang tercipta oleh lingkungan bisa menjadi paradigma atau persepsi, sedangkan suara hati fitrah memang telah ada di dalam diri manusia.
Oleh karena itu, saya membedakan antara nilai yang ada dalam Fitrah, dengan paradigma karena bentukan lingkungan Saya menggambarkannya dengan dua lingkaran yang terpisah (lihat Gambar 4 5) Lingkaran putih di dalam adalah bagian yang mewadahi suara hati Ilahiah pada Fitrah, dan lingkaran bagian luarnya, yang bernama belenggu/persepsi/paradigma terbentuk karena lingkungan.
Posting Komentar untuk "PARADIGMA VS SUARA HATI SPIRITUAL"